Toyota Land Cruiser FJ melakukan debut publik perdana melalui Japan Mobility Show 2025. Kehadirannya pun langsung menyita perhatian pengunjung.
Toyota Land Cruiser FJ akan diproduksi di Thailand dan dibangun di atas platform IMV yang sama dengan Toyota Hilux Rangga. Land Cruiser FJ mengusung filosofi desain yang memadukan warisan klasik dengan sentuhan modern.
Bodi berbentuk persegi dengan tepi chamfered memberi kesan solid, sementara bumper besar dan fender melebar menegaskan karakter kokoh khas SUV Toyota.
Toyota FJ Cruiser di Japan Mobility Show 2025 Foto: Gesit Prayogi/kumparanOTO
Toyota juga menyiapkan desain modular pada bumper depan dan belakang yang bisa dilepas dan diganti sebagian, bukan seluruh panel. Solusi ini tak hanya meningkatkan kemudahan perawatan, tapi juga membuka ruang bagi personalisasi, sesuai karakter pengguna yang gemar berpetualang.
Masuk ke kabin, Land Cruiser FJ menghadirkan tata ruang sederhana namun fungsional. Panel horizontal dan tata letak tombol yang intuitif untuk memudahkan akses.
Visibilitas pun menjadi keunggulan utama. Posisi dasbor yang rendah memperluas pandangan ke depan, penting bagi pengemudi saat berkendara.
Land Cruiser FJ juga dilengkapi paket keselamatan aktif Toyota Safety Sense, termasuk Pre-Collision Safety System, untuk memastikan pengalaman berkendara tetap aman di segala medan.
Sama seperti Hilux Rangga, Land Cruiser FJ menggunakan platform IMV yang disempurnakan, dengan fokus pada kekuatan struktur dan fleksibilitas penggunaan.
SUV ini punya wheelbase 2.580 mm, atau 270 mm lebih pendek dari Land Cruiser 250 Series, yang menjadikannya lincah di jalan sempit dengan radius putar hanya 5,5 meter.
Toyota FJ Cruiser di Japan Mobility Show 2025 Foto: Gesit Prayogi/kumparanOTO
Meski dimensinya lebih ringkas, FJ tetap menawarkan artikulasi roda setara Land Cruiser 70 Series, serta struktur bodi yang diperkuat untuk menjaga stabilitas saat melibas medan ekstrem.
Menurut Masahiko Maeda, Chief Executive Officer of Asia Region, Toyota Motor Corporation, Land Cruiser FJ dikembangkan dengan mempertimbangkan kebutuhan berbagai pasar di Asia, termasuk Indonesia.
Land Cruiser FJ (Prototype). Foto: Dok. Toyota
“Saya melihat langsung bagaimana mobil seperti Land Cruiser digunakan di kawasan wisata gunung berapi—seperti Bromo. Di area seperti itu, Land Cruiser bukan hanya mobil, tapi bagian dari pengalaman wisata itu sendiri,” ujar Maeda.
Maeda juga menyadari bahwa di Indonesia, sebagian besar konsumen memang menggemari mobil keluarga jenis MPV atau LCGC, namun ada juga segmen yang punya “emotional connection” dengan Land Cruiser.
“Banyak orang Indonesia mencintai mobil tangguh seperti Land Cruiser. Namun model seperti 250 atau 300 Series harganya tinggi dan waktu inden terlalu lama. Karena itu kami ingin menawarkan opsi yang lebih terjangkau dengan Land Cruiser FJ,” lanjutnya.
FJ akan hadir dengan garansi dua tahun dan menggunakan mesin bensin 2.7 liter (2TR-FE) yang lebih efisien secara biaya produksi dibanding diesel, mengingat regulasi emisi yang semakin ketat.
Namun Toyota tetap membuka peluang menghadirkan varian diesel jika permintaan pasar kuat dan regulasi memungkinkan.
“Kami akan memantau pasar terlebih dahulu. Jika kebutuhan akan varian diesel tinggi, tentu kami akan mempertimbangkan. Tapi semua tergantung pada regulasi emisi yang sangat sensitif,”