Beberapa pengemudi mungkin berpikir bahwa mengganti jenis bahan bakar secara berkala bisa membuat mesin mobil lebih ‘sehat’ atau lebih irit.
Dengan banyaknya pilihan BBM di SPBU, wajar saja jika kita kadang tergoda untuk mencoba-coba.
Tapi, apakah sering mengganti bensin bisa membuat kendaraan rusak?
Umumnya, mesin kendaraan saat ini dapat beradaptasi.
Namun, jika kebiasaan ini menjadi rutinitas, terutama jika mencampur dua jenis BBM sekaligus, dampaknya bisa cukup serius.
Mulai dari penurunan performa, hingga kerusakan mesin yang bisa menguras dompet kita secara diam-diam.
Berikut dampak jangka panjang sering mengganti BBM melansir laman Suzuki Indonesia.
Mesin Bisa Jadi Loyo
Ketika mesin dipaksa untuk terus-menerus beradaptasi dengan karakter bahan bakar yang berubah, sistem pembakarannya menjadi kurang stabil.
Akibatnya, tenaga mesin bisa terasa melemah. Terkadang, mobil atau motor juga menjadi sulit dinyalakan di pagi hari atau saat cuaca dingin.
Komponen Mesin Bisa Terkikis
Salah satu masalah yang sering terabaikan adalah keausan pada komponen penting mesin.
Ruang bakar, piston, dan klep bisa mengalami gesekan yang lebih besar jika kualitas bahan bakar tidak stabil.
Misalnya, BBM dengan nilai oktan yang lebih rendah dari standar pabrikan bisa memicu detonasi dini (knocking) dan mempercepat keausan.
Ketika hal ini terjadi, biaya servis bisa melambung tinggi, bahkan mungkin perlu penggantian komponen besar
Boros Tanpa Disadari
Gonta-ganti B
BM juga bisa membuat konsumsi bahan bakar meningkat
Mesin yang tidak mendapatkan pasokan bahan bakar sesuai karakteristiknya akan bekerja lebih keras untuk menghasilkan tenaga.
Bayangkan tubuh yang biasa mengonsumsi makanan sehat, tiba-tiba disodori junk food terus-menerus. Tentu saja, lama-lama jadi lesu. Begitulah kira-kira analoginya dengan mesin.
Gas Buang Jadi Lebih Kotor
Dampak lain yang jarang dibahas adalah emisi gas buang. Campuran BBM yang tidak konsisten dapat membuat proses pembakaran menjadi tidak sempurna.
Gas buangnya jadi lebih ‘kotor’, dan ini tidak hanya buruk untuk kendaraan, tetapi juga untuk lingkungan sekitar.
Jika emisi sudah tinggi, bukan hanya membuat udara semakin tercemar, tetapi juga bisa berdampak pada komponen seperti katalisator yang berfungsi menyaring gas beracun
Mesin Bisa Jadi Berkerak
Terakhir, kebiasaan ini bisa menyebabkan mesin dipenuhi kerak akibat sisa pembakaran yang tidak sempurna.
Residu tersebut dapat menumpuk di ruang bakar, injektor, hingga katup
Apa efeknya? Mesin kehilangan kompresi, tenaga jadi menurun, dan suara mesin bisa lebih kasar dari biasanya. Dalam jangka panjang, kerak ini sulit dibersihkan tanpa harus membongkar mesin
Info Lebih Lanjut:
LuKMan TOYOTA
081918169716