Penghapusan insentif untuk mobil listrik asal China diprediksi bakal mengubah dinamika pasar otomotif Indonesia.

Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Jap Ernando Demily, menilai berakhirnya masa “honeymoon” mobil China ini akan berdampak tidak hanya pada pabrikan asal Tiongkok, tetapi juga pada seluruh pemain kendaraan listrik impor di Tanah Air.

“Dampak penghapusan insentif mobil China atau honeymoon periode, mari kita cermati sama-sama dulu karena impaknya ke semua pemain (impor mobil listrik) di Indonesia. Jadi, kita lihat beberapa bulan ke depan dampaknya apa,” buka Marketing Director TAM Jap Ernando Demily saat acara Astra Media Day 2025 di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Secara umum pasar otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami stagnasi dan bahkan cenderung menurun. Menurutnya perlu kolaborasi dari berbagai sektor untuk mengembalikan tren positif pasar otomotif dalam negeri.

“Hal yang terpenting adalah bagaimana kita semua, baik industri, financing company, maupun pemerintah sebagai policy maker, bisa memikirkan kolaborasi supaya industri tumbuh lagi,” ujarnya.Ilustrasi ekspor mobil. Foto: Eugene_Photo/Shutterstock

Ilustrasi ekspor mobil. Foto: Eugene_Photo/Shutterstock

Ernando bilang, membangun industri otomotif memiliki multiplier effect ke berbagai sektor. Saat ini, ekosistem Toyota saja melibatkan sekitar 350.000 orang di Indonesia.

“Harapannya, apa pun kebijakan yang diambil bisa membuat industri di Indonesia kembali berkembang. Kalau industrinya dibangun, otomatis tier 2, tier 3, diler, hingga perusahaan logistik bisa hidup lagi,” tegasnya.

“Kami berharap policy yang diambil ke depan bisa membantu recovery,” lanjutnya.Pabrik Toyota Indonesia. Foto: Istimewa

Pabrik Toyota Indonesia. Foto: Istimewa

Adapun penghapusan insentif impor mobil listrik secara CBU disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Ia memastikan bahwa insentif impor mobil listrik CBU tidak akan diperpanjang setelah 31 Desember 2025.

Kebijakan ini menjadi langkah penting pemerintah untuk mendorong produsen kendaraan listrik agar berinvestasi di dalam negeri.

“Tahun ini, insyaAllah tidak akan lagi kami keluarkan izin CBU dalam konteks skema investasi dengan mendapatkan manfaat,” kata Agus saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (11/9/2025).Ilustrasi ekspor mobil dari China. Foto: Yiche

Ilustrasi ekspor mobil dari China. Foto: Yiche

Sebagai catatan, insentif yang diberikan saat ini memberikan fasilitas berupa pembebasan bea masuk, keringanan PPnBM, hingga PPN bagi produsen yang bersedia melakukan investasi lokal dengan rasio 1:1 terhadap jumlah mobil yang diimpor.